Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Usir Kepala Negara Sekutu dari Gedung Putih Minggu, 02/03/2025 | 08:41
Riau12.com-JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencatat sejarah baru dengan menjadi presiden pertama yang mengusir kepala negara sekutu setelah terlibat adu mulut sengit dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, Jumat (28/2/2025).
Kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini bermula ketika Trump dan Zelenskyy tengah membahas perang Rusia-Ukraina di hari yang seharusnya menjadi momen penandatanganan perjanjian akses AS ke tanah jarang Ukraina.
Media New York Times menyebut konfrontasi publik ini sebagai insiden luar biasa antara seorang presiden AS dengan pemimpin negara sekutu. "Tidak ada presiden lain dalam sejarah yang pernah menyerang pemimpin asing saat berada di Ruang Oval di depan kamera dengan cara yang kasar, bahkan terhadap musuh AS, apalagi terhadap sekutu," tulis New York Times, Sabtu (1/3/2025).
Ketegangan memuncak saat Trump menegaskan bahwa Ukraina harus berkompromi demi mencapai perundingan damai dengan Rusia. Namun, ia tidak memberikan jaminan apakah Ukraina akan mendapatkan kembali wilayah yang telah dicaplok Rusia jika kesepakatan damai tercapai.
Zelenskyy dengan tegas menolak gagasan tersebut, mengingat negosiasi damai sebelumnya selalu menemui kegagalan. Penolakannya memicu kemarahan Trump, yang kemudian mengancam akan menarik dukungan AS dari Ukraina jika mereka tidak mematuhi persyaratan yang diajukannya.
Para jurnalis yang menyaksikan kejadian itu akhirnya meninggalkan Ruang Oval, sementara laporan media AS menyebutkan bahwa pejabat tinggi Gedung Putih turut meminta Zelenskyy untuk segera pergi.
Dalam sebuah video yang beredar, Zelenskyy terlihat keluar dengan wajah muram dan bergegas menuju kendaraannya. Ia hanya dikawal oleh seorang staf perempuan Gedung Putih yang mengenakan pakaian hijau tosca.
Peristiwa ini semakin menguatkan dugaan bahwa pemerintahan Trump cenderung mengambil kebijakan yang lebih lunak terhadap Rusia. Hal ini juga terlihat dari sikap AS yang menolak resolusi untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina dalam beberapa kesempatan terakhir.(***)