Riau12.com-PEKANBARU – Kemandirian pangan di Provinsi Riau masih jauh dari harapan. Pemerintah Provinsi Riau menyatakan produksi beras daerah saat ini baru mencukupi sekitar 22 persen dari total kebutuhan masyarakat.
"Pada tahun 2024, produksi beras kita mencapai 127.430 ton. Jumlah ini baru mencukupi 22 persen dari total kebutuhan beras masyarakat Riau," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (PTPH) Provinsi Riau, M. Job Kurniawan, saat menyampaikan laporan dalam High Level Meeting Swasembada Pangan Tingkat Provinsi Riau di Gedung Daerah, Rabu (16/04/2025).
Ia menjelaskan, minimnya produksi beras disebabkan terbatasnya lahan baku sawah yang hanya seluas 59.181 hektare, dengan luas panen mencapai 56.422 hektare. Untuk bisa mencapai target swasembada beras sebesar 577.267 ton, Riau membutuhkan perluasan area panen hingga 196.945 hektare lagi.
“Ini tantangan besar, sekaligus arah kebijakan kita ke depan,” jelasnya.
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari Program 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2025–2030, sebagai upaya mendorong percepatan swasembada pangan bersama pemerintah pusat.
Job menyebutkan, produksi padi tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 7,81 persen. Kabupaten Indragiri Hilir menjadi penyumbang terbesar, dengan kontribusi 28,65 persen dari total produksi. Disusul Kabupaten Rokan Hilir sebesar 16,45 persen dan Kabupaten Siak sebesar 12,48 persen.
"Selama enam tahun ke depan, kita harapkan luas area tanam akan terus meningkat seiring implementasi program peningkatan luas tambah tanam," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa peningkatan produksi turut didorong oleh naiknya produktivitas padi. Rokan Hilir mencatat produktivitas tertinggi dengan rata-rata 4,47 ton per hektare. Kabupaten Siak menyusul dengan 4,24 ton per hektare, dan Indragiri Hulu 4,05 ton per hektare. Sementara itu, rata-rata produktivitas padi Provinsi Riau saat ini masih 3,94 ton per hektare, lebih rendah dibanding rata-rata nasional sebesar 5,21 ton per hektare.
"Ini adalah refleksi capaian produktivitas padi Provinsi Riau selama 2005–2024. Namun tantangan ke depan masih besar, dan kita akan terus menyusun resolusi peningkatan hingga 2030," urainya.
Job menekankan bahwa peningkatan produktivitas tersebut didorong oleh penerapan teknologi budidaya yang konsisten, seperti penyediaan benih unggul, bantuan pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan), pengelolaan irigasi, pengendalian hama, serta penguatan peran penyuluh lapangan. (***)