Bukti Komitmen Transisi Energi, RI dan Jepang Teken Proyek Geotermal Rp8,2 Triliun di Sumbar Senin, 05/05/2025 | 14:51
Riau12.com-JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Jepang memperkuat kerja sama strategis di sektor energi ramah lingkungan melalui proyek pengembangan pembangkit panas bumi (geotermal) di Muara Laboh, Sumatera Barat, dengan nilai investasi mencapai Rp8,2 triliun.
Proyek berkapasitas 80 megawatt ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, di Jakarta, Minggu malam (4/5/2025).
"Senin ini akan dilakukan penandatanganan financial closing proyek geothermal Muara Laboh dengan investasi sebesar 500 juta dolar AS," ujar Airlangga.
Proyek tersebut merupakan bagian dari inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC), sebuah kerangka kolaborasi regional yang berfokus pada pengembangan energi bersih dan pengurangan emisi karbon.
Dalam kesempatan yang sama, Kishida—yang hadir sebagai utusan khusus PM Jepang Shigeru Ishiba—menyampaikan surat resmi kepada Presiden Prabowo, berisi dukungan terhadap keberlanjutan kerja sama Indonesia–Jepang dalam program AZEC.
“Beliau menyampaikan langsung surat dari PM Ishiba kepada Pak Presiden, menegaskan pentingnya proyek-proyek energi bersih seperti ini untuk masa depan kawasan,” tambah Airlangga.
Indonesia saat ini tercatat memiliki lebih dari 170 MoU aktif dengan Jepang di berbagai sektor, termasuk infrastruktur, teknologi, dan energi terbarukan. Proyek Muara Laboh menjadi salah satu implementasi nyata dari kesepakatan tersebut.
Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional, membuka lapangan kerja lokal, dan mempercepat pencapaian target nol emisi karbon Indonesia pada 2060.(***)