Menteri Perhubungan Kembali Aktifkan Tiga Bandara Internasional, Strategi Perkuat Pemulihan Ekonomi Jumat, 09/05/2025 | 09:55
Riau12.com-JAKARTA – Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyatakan bahwa tiga bandara kembali ditetapkan berstatus internasional sebagai bagian dari strategi memperkuat pemulihan ekonomi, pariwisata, dan mobilitas masyarakat.
Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara H.A.S. Hanandjoeddin (Bangka Belitung), dan Bandara Jenderal Ahmad Yani (Semarang).
“Fokus kami adalah pada sektor ekonomi, pariwisata, dan keagamaan. Ini menjadi dasar pertimbangan utama dalam mengembalikan status internasional bandara-bandara tersebut,” ujar Menhub dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Menhub menjelaskan bahwa ketiga bandara itu sebelumnya telah berstatus internasional, namun statusnya dicabut saat pandemi COVID-19 karena rendahnya trafik penerbangan. Kini, dengan lalu lintas penumpang yang sudah pulih bahkan melebihi masa prapandemi, pembukaan kembali dinilai tepat.
Menurut Dudy, keputusan ini juga diambil berdasarkan permintaan pemerintah daerah dan hasil kajian lintas kementerian yang menilai pentingnya konektivitas global untuk menunjang kegiatan ekonomi, wisata, dan layanan perjalanan ibadah seperti haji dan umrah.
“Pengaktifan status internasional akan berlaku selama dua tahun dan terus dievaluasi, agar efektif dalam mendukung daerah dan memperluas akses penerbangan internasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, tidak semua bandara akan langsung kembali berstatus internasional, sebab perlu pertimbangan dari sisi keekonomian rute oleh maskapai penerbangan. Sebagian bandara hanya akan melayani penerbangan internasional saat momen tertentu jika tidak memenuhi kelayakan trafik secara reguler.
Menhub menyebut saat ini terdapat sejumlah bandara internasional di Sumatra dan Jawa yang sudah aktif, seperti Kualanamu, Batam, Padang, Yogyakarta, Surabaya, dan lainnya. Dengan pengaktifan kembali beberapa bandara, ia berharap akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi daerah. (***)