Aktivitas Marapi Kembali Meningkat, Dua Kali Muntahkan Abu Vulkanik, Warga Diimbau Tak Mendekati Kawasan Rawan Sabtu, 17/05/2025 | 14:24
Riau12.com-BUKITTINGGI – Aktivitas vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali meningkat setelah dua kali mengalami erupsi, Sabtu (18/5/2025). Letusan pertama terjadi pukul 09.47 WIB dengan kolom abu setinggi 1.000 meter, disusul erupsi kedua pukul 09.54 WIB dengan kolom setinggi 700 meter.
Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Bukittinggi, Ahmad Rifandi, menyebutkan bahwa kolom abu condong ke arah timur laut dan utara. Warna abu terpantau kelabu dengan intensitas tebal.
“Erupsi pertama tercatat dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan berlangsung sekitar 51 detik. Erupsi kedua memiliki amplitudo 7,4 mm dengan durasi 1 menit 15 detik. Saat ini, aktivitas erupsi masih terus dipantau,” jelasnya.
Letusan tersebut memicu suara dentuman keras yang terdengar hingga ke pemukiman warga. Getaran juga dirasakan oleh penduduk di wilayah Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.
“Rumah kami sempat bergoyang, lalu kami melihat asap tebal membumbung dari arah gunung,” ujar Widia, warga setempat.
Kepulan abu vulkanik terlihat jelas dari Kota Padang Panjang, wilayah timur Agam, hingga Kota Bukittinggi. PGA menyampaikan bahwa status Gunung Marapi saat ini masih berada pada Level II (waspada).
Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari Kawah Verbeek, sebagai pusat erupsi. Warga juga diimbau mewaspadai potensi lahar hujan yang bisa terjadi di musim penghujan, terutama di aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau menggunakan masker dan pelindung diri. Jangan sebar informasi yang tidak resmi, tetap ikuti arahan dari instansi berwenang,” tegas Ahmad.
Menurut catatan PGA, sejak erupsi besar pada Desember 2023, Gunung Marapi telah mengalami 442 kali letusan, dengan 11 letusan terjadi sepanjang Mei 2025. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 6.499 kali embusan.
Pemerintah dan aparat terkait terus memantau perkembangan aktivitas Marapi dan menyiagakan langkah mitigasi untuk mencegah dampak lebih luas ke permukiman. (***)