Iran Ancam Israel Tak Sentuh Fasilitas Nuklirnya Selasa, 03/06/2025 | 14:38
Riau12.com – Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan, pada akhir Mei kemarin menyebut Iran memiliki 408,6 kilogram uranium, angka ini naik 133,8 kg dibandingkan data Februari 2025. Pengayaan uranium yang mencapai 60 persen itu pun disebut melanggar ketentuan kepemilikan nuklir.
Data ini tentu saja membuat Pemerintah Amerika Serikat (AS) gerah, mereka pun ingin membatasi potensi Iran mengembangkan senjata nuklir, dengan alasan bisa membuat persaingan senjata nuklir. Kabar ini juga membuat sekutu AS, khususnya Israel, menganggap program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial.
Merasa Israel ikut campur, Iran pun memperingati Israel agar tidak menyerang fasilitas nuklir mereka. Memang, kedua negara tersebut sudah bersitegang dan menjadi musuh bebuyutan.
"Ancaman apapun atas kedamaian instalasi nuklir kami adalah pelanggaran besar hukum internasional. Jika Israel melakukan kesalahan itu, mereka akan menyesalinya," ujar Menteri Luar Negeri Abbas Arrangchi dalam konferensi pers di Kairo, seperti dilansir dari Antara.
"Kami telah melihat tokoh-tokoh Israel resmi dan tidak resmi yang mengancam untuk menggunakan senjata nuklir di Gaza, tetapi Barat telah mengabaikan ancaman-ancaman ini," tambahnya.
Arangchi yang ditemani oleh Menlu Mesir Badr Abdelatty pun menuduh Negara Barat telah menerapkan standar ganda mengenai masalah nuklir di wilayah Timur Tengah. "Pada saat yang sama, mereka terus menekan Iran atas program nuklirnya yang damai," lanjutnya.
Menurutnya, program nuklir yang telah diterapkan oleh Iran akan tetap berjalan dengan damai. Dia pun siap, jika diminta memberikan kepastian kepada pihak terkait.
“Kami tidak menyembunyikan apapun tentang hal ini, semua kegiatan kami damai. Pengayaan uranium adalah pencapaian ilmiah utama yang dicapai oleh para ilmuwan kami dan dengan pengorbanan besar dari rakyat Iran,” kata Menlu Iran Abdelatty.
"Kami bercita-cita membuat senjata nuklir. Tapi kami tidak akan melepaskan hak-hak alamiah kami di bidang ini. Oleh karena itu, tidak ada aktivitas nuklir damai yang harus dapat ditangguhkan," tambahnya.(***)