Sawah Bungaraya di Siak Kekeringan, Diduga Karena PT BKM Gunakan Air Alam Untuk Angkut Akasia Sabtu, 19/07/2025 | 12:00
Riau12.com- SIAK- Pemkab Siak menemukan indikasi penggunaan air alam secara sepihak oleh PT Balai Kayang Mandiri (BKM) untuk kegiatan operasional perusahaan.
Temuan ini mencuat saat Bupati Siak, Afni Zulkifli, meninjau langsung saluran primer di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil.
Di lokasi, Bupati mendapati bendungan buatan yang menghambat aliran air utama ke arah Bungaraya. Salah satu sentra pertanian utama di Kabupaten Siak. Di kanal milik perusahaan, terlihat pula aktivitas pemuatan kayu akasia hasil panen.
“Kalau hanya untuk jalan masuk, mestinya dibangun jembatan. Kenapa malah membendung saluran primer yang menjadi sumber utama air untuk sawah-sawah petani Bungaraya?,” tegas Afni, Jumat (18/7/2025).
Perwakilan PT BKM, Hendrik, yang menjabat sebagai Water Manager, berdalih bahwa bendungan tersebut dibuat sebagai akses masuk ke areal konsesi. Air yang digunakan bertujuan menjaga kelembapan gambut guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Namun, alasan itu langsung dibantah Bupati Afni. Menurutnya, volume air yang ditahan jauh melampaui kebutuhan untuk menjaga kelembapan gambut.
“Kalau alasannya membasahi gambut, cukup 0,4 meter air. Tapi ini di kanal perusahaan bisa sampai 3 meter. Sementara saluran primer hampir kering, padahal jaraknya cuma 500 meter. Jangan-jangan air alam ini dipakai untuk lansir akasia,” ujar Afni.
Ia juga menyoroti ketergantungan perusahaan pada air alam dari Tasik Betung, yang terletak di kawasan konservasi. Di tengah musim kemarau, ketiadaan embung atau penampungan buatan dari perusahaan dinilai memperburuk situasi.
“Air yang mestinya dibagi untuk petani malah ditahan. Ini tindakan sepihak yang sangat merugikan masyarakat. Pemerintah dulu sudah merancang sistem irigasi untuk mendukung lumbung pangan, mestinya perusahaan juga ikut menjaga,” kata Afni.
Pemkab Siak, lanjutnya, akan segera memanggil manajemen PT BKM untuk membahas solusi bersama. Pemerintah menargetkan aliran air ke lahan pertanian Bungaraya kembali lancar, tanpa mengabaikan kebutuhan perusahaan dalam upaya pencegahan karhutla.
Afni mengatakan pengelolaan air di wilayah gambut harus mengedepankan keseimbangan ekosistem dan kepentingan masyarakat. Pemerintah akan memastikan kejadian serupa tak terulang, terutama di tengah upaya menjaga ketahanan pangan daerah.(***)