Universitas Riau Tunjukkan Kiprah di Forum Rektor KLH-BPLH: Komitmen untuk Ekoregion Gambut dan Mangrove Rabu, 30/07/2025 | 13:21
Riau12.com-JAKARTA — Universitas Riau menegaskan komitmennya dalam pengelolaan lingkungan berbasis ilmu pengetahuan dengan turut ambil bagian dalam Forum Rektor bertajuk “Kolaborasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bersama Perguruan Tinggi” yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Senin (28/7/2025), di Jakarta.
Dalam forum yang dihadiri 40 perguruan tinggi dari berbagai wilayah ekoregion Indonesia ini, Universitas Riau menjadi salah satu kampus yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan KLH/BPLH, sebagai langkah awal kolaborasi penta-helix dalam penguatan tata kelola lingkungan hidup nasional.
Rektor Universitas Riau, Prof. Sri Indarti, menyambut baik inisiatif pemerintah yang membuka ruang sinergi antara perguruan tinggi dan pemangku kebijakan lingkungan.
Universitas Riau diwakili oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Dr. Ir. Sofyan Husein Siregar, Dalam presentasinya, Sofyan menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam menghadapi tantangan krisis lingkungan di tingkat regional.
“Ini momentum penting bagi perguruan tinggi untuk tak hanya menjadi pusat ilmu, tetapi juga pusat solusi. Universitas Riau siap berkontribusi nyata, terutama untuk ekoregion gambut dan pesisir,” ujar Sofyan kepada Goriau, Selasa (29/07/2025).
Ia memaparkan peran aktif Center for Peatland and Disaster Studies (CPDS) Universitas Riau yang selama lebih dari satu dekade telah menjadi motor riset aksi di bidang restorasi gambut, mitigasi kebakaran lahan, hingga advokasi kebijakan berbasis data.
“Kami percaya bahwa data dan ilmu pengetahuan adalah fondasi utama tata kelola lingkungan yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
CPDS, yang dipimpin oleh Dr. Sigit Sutikno, telah ditetapkan sebagai Center of Excellence oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2024, khusus untuk bidang Gambut dan Kebencanaan. Lembaga ini dikenal luas dalam jejaring akademik dan lingkungan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Forum Rektor ini juga membuka wacana pembentukan Pusat Riset Restorasi Ekosistem Gambut dan Mangrove di Sumatera, di mana Universitas Riau diharapkan menjadi aktor kunci. Diskusi lintas wilayah dari Sumatera hingga Papua digelar sepanjang hari, membahas tantangan dan strategi pengelolaan lingkungan sesuai karakteristik ekoregion masing-masing.
“Kami ingin ilmu tak berhenti di jurnal, tapi hidup di lapangan,” ujarnya.
Dengan keikutsertaan dalam forum strategis ini, Universitas Riau mempertegas peran akademik dalam menjawab tantangan lingkungan secara konkret, dan mendukung terwujudnya Visi Indonesia Emas 2045 yang inklusif dan berwawasan ekologis.(***)