Kerjasama Barcelona dengan Republik Kongo Senilai Rp780 Miliar Tuai Kritikan Selasa, 05/08/2025 | 15:51
BARCELONA-Riau12.com- Barcelona mengumumkan kesepakatan sponsor baru pekan lalu yang diperkirakan akan menghasilkan pemasukan sebesar € 44 juta (sekitar Rp 780 miliar) dalam 4 tahun ke depan.
Meski kabar ini disambut positif oleh banyak penggemar yang berharap keuangan klub membaik, kerja sama tersebut justru menuai kontroversi karena melibatkan Pemerintah Republik Demokratik Kongo.
Berdasarkan kesepakatan itu, badan pariwisata Republik Demokratik Kongo akan mempromosikan negara mereka lewat slogan “DR Congo – Coeur d’Afrique” (RD Kongo – Jantung Afrika) yang terpampang di lengan jersei Barcelona.
Langkah ini mengikuti jejak kampanye serupa dari negara-negara Afrika lain, seperti Rwanda dan Botswana, yang sebelumnya menjalin kerja sama promosi dengan klub sepak bola Eropa. Klub seperti AS Monaco dan AC Milan pun diketahui telah meneken kesepakatan serupa dengan DR Kongo.
Namun, kerja sama ini tidak sepenuhnya mendapat dukungan. Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional dan Perdagangan Luar Negeri Swedia, Benjamin Dousa, menyampaikan kritik terhadap penggunaan dana bantuan. Swedia merupakan salah satu negara yang rutin mengirim bantuan ke DR Kongo.
“Saya ingin menegaskan bahwa tidak satu sen pun dari bantuan Swedia seharusnya digunakan untuk hal seperti ini. Bantuan kami ditujukan untuk paket makanan, vaksin, dan buku. Kami berharap dana dari Swedia tidak dipakai untuk membiayai kerja sama dengan Barcelona,” ujar Dousa kepada Diario AS.
Dalam laporan yang sama disebutkan bahwa 73% penduduk DR Kongo hidup dalam kemiskinan, dan negara tersebut menempati peringkat ke-163 dari 180 dalam indeks korupsi dunia.
Isu Hak Asasi dan Reputasi Klub
Selain persoalan dana, Amnesty International menyoroti catatan hak asasi manusia di Kongo, yang dinilai bertentangan dengan slogan Barcelona “More than a Club”. Organisasi ini juga menyinggung dukungan Barcelona terhadap komunitas LGBTQIA+, sedangkan pemerintah Kongo justru tengah berupaya mengkriminalisasi kelompok tersebut.
Situasi keamanan di negara itu pun memprihatinkan. Pertempuran antara pasukan Pemerintah Republik Demokratik Kongo dan kelompok pemberontak yang didukung Rwanda masih terus berlangsung, disertai laporan adanya pembunuhan di luar proses hukum oleh aparat negara.
Kesepakatan sponsor ini menjadi sorotan tajam bagi Barcelona, yang kini ditantang untuk menyeimbangkan kebutuhan finansial klub dengan nilai-nilai sosial yang selama ini mereka junjung tinggi.(***)