BRI Jadi Motor Transisi Ekonomi Hijau, Sustainable Financing Capai Rp807,8 Triliun Sabtu, 30/08/2025 | 11:33
Riau12.com-JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan inklusif. Hingga triwulan II 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) BRI telah menembus Rp807,8 triliun, atau setara 64,01 persen dari total portofolio pembiayaan perseroan.
Direktur Human Capital & Compliance BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, menegaskan bahwa prinsip keberlanjutan telah menjadi arah strategis jangka panjang BRI. Menurutnya, setiap kebijakan bisnis BRI disusun dengan mempertimbangkan keseimbangan antara peluang usaha, manajemen risiko, serta dampak sosial dan lingkungan.
“BRI berkomitmen untuk membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan, sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon,” ujarnya.
Portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI terdiri atas social loan senilai Rp715,5 triliun, green loa sebesar Rp86,9 triliun, serta investasi pada obligasi berbasis ESG mencapai Rp5,4 triliun. Penyaluran ini tidak hanya memperkuat inklusi keuangan dan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat yang ramah lingkungan.
Di sektor hijau, pembiayaan BRI mencakup proyek energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan hijau, hingga produk ramah lingkungan. Semua itu sesuai dengan ketentuan POJK No. 51/2017 tentang penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan.
Tak hanya menyalurkan pembiayaan, BRI juga aktif menerbitkan instrumen pendanaan berbasis keberlanjutan, seperti Sustainability Bond, Green Bond, dan Social Bond. Hingga Juni 2025, portofolio sustainable funding BRI tercatat mencapai 65,65 persen dari total wholesale funding yang dihimpun.
Dalam penerbitan instrumen tersebut, BRI tidak hanya mengacu pada regulasi nasional seperti POJK No. 60/2017 dan POJK No. 18/2023, tetapi juga berpedoman pada standar internasional yang dikeluarkan International Capital Market Association (ICMA).
Hasil penghimpunan dana tersebut kemudian disalurkan pada sektor prioritas berkelanjutan, di antaranya pembangkit listrik tenaga air, perkebunan kelapa sawit bersertifikasi keberlanjutan, serta pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kupedes untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.
Dengan strategi ini, BRI tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga berkontribusi nyata pada pencapaian Sustainable Development Goals(SDGs), terutama Goal 8 – Decent Work and Economic Growth serta Goal 11 – Sustainable Cities and Communities.