Fenomena Bendera Inggris di Tengah Isu Migrasi: Simbol Patriotisme atau Gelombang Anti-Imigran? Senin, 01/09/2025 | 14:59
Riau12.com-LONDON– Dalam beberapa pekan terakhir, bendera St. George’s Cross dan Union Jack tampak berkibar di banyak jalan di Inggris. Fenomena ini muncul di tengah meningkatnya perdebatan soal migrasi, yang kini menjadi isu utama publik melampaui masalah ekonomi, menurut survei YouGov terbaru.
Sejumlah hotel penampungan pencari suaka bahkan menjadi sasaran protes. Gerakan pengibaran bendera disebut banyak dipicu oleh kelompok Weoley Warriors dari Birmingham, yang menamakan diri mereka sebagai “pria Inggris yang bangga”. Kelompok ini mendorong pengibaran lebih banyak bendera di kota-kota, terutama kawasan West Midlands.
Simbol Kebanggaan atau Ancaman?
Pendukung gerakan ini menilai pengibaran bendera sebagai bentuk patriotisme.
“Itu bendera kita, kita seharusnya bangga mengibarkannya,” kata Livvy McCarthy, seorang bartender di Isle of Dogs, London, dikutip dari Reuters, Senin (1/9/2025).
Namun, sebagian warga khawatir tren tersebut berkaitan dengan meningkatnya sentimen anti-imigrasi.
“Kekhawatirannya adalah kalau gerakan ini meningkat, bisa berubah menjadi sesuatu yang lain. Sangat mengkhawatirkan ketika nasionalisme mengambil nada yang berbeda,” ujar Stanley Oronsaye, pekerja hotel asal Nigeria.
Sebaliknya, Jason, warga Tower Hamlets, justru mendukung aksi tersebut.
“Bendera ini untuk mengembalikan budaya Inggris. Sekarang kita melihat lebih banyak budaya lain daripada budaya kita sendiri,” katanya.
Jejak Sejarah yang Sensitif
Isu pengibaran bendera di Inggris memang sarat dengan sensitivitas sejarah. Pada 1970-an, Union Jack pernah digunakan oleh partai sayap kanan Front Nasiona yang secara terbuka mempromosikan supremasi kulit putih. Sementara Salib St. George kerap dipakai hooligan sepak bola dan kelompok ekstremis kanan.
Latar belakang itu membuat sebagian orang melihat pengibaran bendera sebagai simbol patriotisme, sementara sebagian lainnya—terutama komunitas migran—menganggapnya sebagai potensi ancaman.
Ketegangan Pasca Kasus Kriminal
Situasi makin panas setelah seorang pencari suaka asal Etiopia dituduh melakukan penyerangan seksual bulan lalu. Kasus itu memicu kemarahan publik, menyusul kerusuhan musim panas tahun lalu yang menargetkan pencari suaka dan minoritas etnis, dipicu kabar keliru di media sosial.
Perdana Menteri Keir Starmer menegaskan, bendera merupakan simbol warisan dan nilai bangsa, tetapi mengingatkan bahwa ada pihak yang memanfaatkannya untuk memecah belah masyarakat. Beberapa dewan lokal, termasuk Tower Hamlets, bahkan menurunkan bendera dengan alasan keamanan.
“Kami tahu ada pihak dari luar wilayah yang mencoba menimbulkan perpecahan,” ujar pihak dewan.
Didukung Tokoh Politik dan Figur Global
Gerakan pengibaran bendera mendapat dukungan dari sejumlah tokoh sayap kanan, seperti Nigel Farage dan politisi Konservatif Robert Jenrick, yang menuding dewan penurun bendera sebagai “dewan yang membenci Inggris”.
Bahkan miliarder Elon Musk ikut berkomentar lewat platform X dengan memposting gambar bendera Inggris dan menulis, “Stand proud, Britain.”