Tragedi Penembakan Zetro Leonardo Purba, Kemlu Siapkan Skema Baru Perlindungan Staf Diplomatik Jumat, 05/09/2025 | 13:32
Riau12.com-JAKARTA – Kasus penembakan yang menewaskan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba, memicu langkah cepat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk memperketat sistem perlindungan bagi para diplomat dan pegawai yang bertugas di luar negeri.
Wakil Menteri Luar Negeri, Anis Matta, menegaskan bahwa insiden ini menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk memperbaiki kebijakan perlindungan staf diplomatik.
“Kasus ini akan menjadi pelajaran bagi Kemlu untuk meningkatkan perlindungan bagi diplomat kita,” ucap Anis usai rapat dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Kemlu saat ini tengah menyiapkan evaluasi menyeluruh terhadap skema perlindungan staf agar peristiwa serupa tidak terulang. Anis berharap kebijakan baru nantinya mampu memberi rasa aman sekaligus jaminan keselamatan bagi seluruh perwakilan Indonesia di mancanegara.
Sementara itu, Kepolisian Nasional Peru menyatakan bahwa Zetro tewas ditembak oleh seorang pembunuh bayaran. Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menegaskan insiden tersebut bukan aksi perampokan.
“Pelaku memang sudah menunggu korban dan langsung menembak kepalanya. Hingga kini, pelaku masih dalam pengejaran,” ungkap Malaver.
Zetro sendiri baru lima bulan bertugas sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima. Menyikapi peristiwa ini, Kemlu RI telah melayangkan nota diplomatik kepada pemerintah Peru untuk memastikan kasus tersebut diusut tuntas.
Presiden Peru, Dina Boluarte, bahkan menyampaikan permintaan maaf resmi kepada Presiden RI, Prabowo Subianto. Permintaan maaf itu menegaskan komitmen pemerintah Peru dalam menangani kasus yang menelan korban staf diplomatik Indonesia.
Data menunjukkan, angka pembunuhan di Peru meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Sejak Januari 2025, tercatat lebih dari 450 kasus pembunuhan. Laporan *The New York Times* juga menyoroti maraknya fenomena pembunuh bayaran, yang kini menambah kekhawatiran bagi warga asing yang bekerja di negara tersebut.