Harapan Warga Pupus, Jembatan Panglima Sampul yang Dijanjikan Dibangun 2025 Masih Sekadar Wacana Sabtu, 06/09/2025 | 10:53
Riau12.com-MERANTI – Harapan masyarakat Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, agar kembali memiliki Jembatan Panglima Sampul hingga kini belum juga terwujud. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sempat menyatakan akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp94 miliar dalam APBD 2025 untuk pembangunan kembali jembatan vital tersebut.
Namun, menjelang akhir 2025, tanda-tanda dimulainya proyek tak kunjung terlihat. Warga masih harus menggunakan perahu kempang sebagai sarana penyeberangan darurat di Sungai Perumbi, pengganti jembatan yang runtuh sejak tahun lalu.
“Setiap kali ada janji pembangunan, warga di sini selalu menaruh harapan. Tapi sampai sekarang yang kami dapatkan hanya janji tanpa bukti,” keluh Ruslan, tokoh masyarakat setempat, Jumat (5/9/2025).
Akses Vital Terabaikan
Jembatan Panglima Sampul menjadi jalur utama penghubung Desa Alai – Desa Gogok Darussalam, sekaligus akses strategis bagi masyarakat Pulau Merbau, Merbau, hingga Tasikputri Puyu. Keruntuhannya membuat distribusi hasil pertanian, perdagangan, hingga kebutuhan pokok warga sangat terganggu.
Tokoh masyarakat menilai pemerintah tidak konsisten dalam merealisasikan prioritas pembangunan, meski sebelumnya Penjabat Gubernur Riau yang kini menjabat Wakil Gubernur, SF Hariyanto, sudah menegaskan komitmen pada pertengahan 2024 lalu.
Saat itu, ia memastikan revisi Detail Engineering Design (DED) segera dilakukan dan proyek fisik dimulai pada 2025. Sayangnya, janji tersebut belum berbuah nyata.
“Pemerintah selalu bilang jembatan ini penting, tapi kenyataannya tidak segera dibangun. Padahal, bagi kami ini bukan sekadar infrastruktur, tapi urat nadi ekonomi masyarakat yang melintasi Sungai Perumbi,” tegas Ruslan.
Kembali Pertanyakan Keseriusan Pemprov
Masyarakat Kepulauan Meranti kini semakin kecewa dan kembali mempertanyakan keseriusan Pemprov Riau. Mereka khawatir, janji pembangunan Jembatan Panglima Sampul hanya akan menjadi catatan ingkar belaka.
Seperti diketahui, jembatan yang pertama kali dibangun sekitar tahun 2002 saat Kepulauan Meranti masih bagian dari Kabupaten Bengkalis itu, runtuh setelah puluhan tahun tak pernah mendapat perawatan besar. Sejak saat itu, aktivitas ekonomi dan mobilitas warga pun terhambat hingga kini.
“Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal hajat hidup ribuan warga. Jangan sampai janji pembangunan jembatan ini terus diulur tanpa kepastian,” pungkas Ruslan.