Kader PDIP Kuansing Diduga Mainkan Politik SARA, PAC dan DPC Minta DPP Bertindak Senin, 08/09/2025 | 15:53
Riau12.com-TELUKKUANTAN – Suasana internal PDI Perjuangan di Riau kian memanas usai Kongres VI di Bali. Kali ini, Wakil Sekretaris DPC PDIP Kuantan Singingi (Kuansing), Jeki, dituding memainkan politik SARA dalam penentuan Calon Ketua DPD PDI Perjuangan Riau.
Ketua PAC PDIP Pucukrantau, Bonsu Bardi, mengaku menerima pesan WhatsApp bernada SARA dari Jeki pada 30 Agustus 2025, sehari setelah PAC se-Kuansing menggelar rapat di Telukkuantan. Dalam rapat itu, PAC merekomendasikan nama calon ketua DPC dan DPD ke DPP.
“Dia mengirim chat tersebut pada 30 Agustus 2025. Isinya penuh dengan SARA,” ungkap Bardi, Senin (8/9/2025).
Bardi menyebut pesan itu berisi umpatan karena PAC tidak merekomendasikan jagoan Jeki. Ia mengaku terkejut, sebab isinya sangat tendensius.
“Saya sampaikan, berbeda pilihan itu bentuk berjalannya organisasi. Jadi, tidak baik menganggap ras, suku, dan agama lain tidak layak dipilih,” ujar Bardi. Ia menasehati Jeki agar menghargai perbedaan dan tetap mengutamakan silaturahmi.
Sementara itu, Bendahara DPC PDIP Kuansing, Karyono, menyayangkan tindakan Jeki. Menurutnya, PDIP adalah partai yang berpegang teguh pada ideologi Pancasila dan menjunjung tinggi nilai kebhinekaan.
“Kita berharap DPP menjatuhkan sanksi kepadanya, karena melakukan politisasi SARA. Ini jelas bertentangan dengan ideologi partai,” tegasnya.
Karyono menegaskan, PDI Perjuangan merupakan rumah besar bagi seluruh anak bangsa tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antargolongan. “Jangan karena ingin mendukung Calon Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau lalu menggunakan cara-cara yang tidak etis apalagi menyinggung soal SARA,” tambahnya.
Secara terpisah, Jeki yang dikonfirmasi via WhatsApp membantah tudingan tersebut. “Seingat saya tak pernah chat SARA,” katanya singkat.
Gejolak internal PDIP Riau tidak hanya terjadi di Kuansing, namun juga mulai terasa di Kota Dumai pasca-Kongres VI di Bali.