Kekayaan Bukan Segalanya: Islam Ajarkan Kaya yang Bersahaja Lebih Dicintai Allah Sabtu, 13/09/2025 | 14:06
Riau12.com--Setiap manusia menjalani kehidupan dengan kondisi berbeda-beda. Ada yang hidup dalam keterbatasan, ada pula yang bergelimang harta benda. Namun, bagi seorang Muslim, ukuran kebahagiaan dan kemuliaan bukan semata-mata harta, melainkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bertakwa lagi kaya, yakni yang menyembunyikan simbol-simbol kekayaannya.” Hadis ini memberi pesan bahwa Islam mendorong umatnya untuk berusaha, bekerja keras, dan tidak hidup miskin, tetapi juga tidak larut dalam kesombongan dan kemewahan.
Seorang Muslim yang kaya tetapi tetap bersahaja, jauh dari gaya hidup berlebihan, bahkan gemar berinfak tanpa ingin dipuji, itulah yang lebih dicintai Allah. Kekayaannya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, bukan sekadar alat untuk mencari gengsi di mata manusia.
Sejarah mencatat, banyak sahabat Nabi SAW yang menjadi teladan dalam hal ini. Utsman bin Affan, sahabat bergelar dzun nurain, adalah pedagang sukses yang kaya raya. Meski demikian, ia tampil sederhana dalam keseharian. Saat umat Islam membutuhkan dukungan, Utsman berada di barisan terdepan. Ia bahkan pernah menginfakkan seratus ekor unta di jalan Allah. Begitu pula Abdurrahman bin Auf, sahabat Nabi yang menginfakkan ratusan ekor unta untuk kepentingan umat.
Teladan para sahabat menunjukkan, kekayaan sejatinya adalah titipan. Mereka berhati-hati dalam mencari harta, hanya mengambil yang halal, dan menggunakannya untuk kebaikan. Kekayaan yang demikian menjadi al-birru kebaikan yang mendatangkan rahmat dan ridha Allah SWT.
Namun, bila kekayaan membuat seseorang jauh dari Allah dan terjerumus dalam kesombongan, maka harta itu bisa berubah menjadi istidraj, kenikmatan semu yang justru mendekatkan pemiliknya kepada azab.
Islam mengajarkan keseimbangan: bekerja keras meraih rezeki, menjaga ketakwaan, serta menyalurkan harta dengan penuh keikhlasan. Inilah jalan hidup seorang Muslim yang kaya sekaligus bersahaja—jalan yang diridai Allah SWT.