Peresmian Istana Rokan Penuh Khidmat, Prof Junaidi Resmi Sandang Gelar Datuk Paduko Junjungan Alam Senin, 15/09/2025 | 11:09
Riau12.com-Rokan Hulu – Sebuah momen bersejarah mewarnai peresmian Istana Kerajaan Rokan yang telah selesai direnovasi oleh Pemerintah Provinsi Riau, Sabtu (13/9/2025). Dalam prosesi adat yang khidmat, Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak), Prof Dr Junaidi, S.S, M.Hum, PhD, menerima anugerah gelar kehormatan adat dari Kerajaan Rokan.
Gelar yang disematkan adalah Datuk Paduko Junjungan Alam, sebagai bentuk penghormatan atas kiprah Prof Junaidi dalam dunia pendidikan sekaligus dedikasinya melestarikan budaya Melayu di Riau.
Penganugerahan gelar dilakukan bersamaan dengan pelantikan Majelis Peristiadatan serta peresmian Istana Kerajaan Rokan yang menjadi simbol kebangkitan budaya dan sejarah masyarakat Rokan Hulu.
Selain Prof Junaidi, sejumlah tokoh Riau asal Rokan Hulu juga menerima gelar adat, di antaranya Dr drh Chaidir, MM (Datuk Paduko Khairul Amin), Muhammad Zaki S.STP (Datuk Paduko Sari Alam), dan Anton Surya Atmajaya (Datuk Anugerah Alam).
Amanah Besar Gelar Adat
Dalam sambutannya, Prof Junaidi menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut. Ia menegaskan, gelar adat bukan semata kehormatan, melainkan juga amanah besar yang harus dijaga.
"Ini adalah amanah luar biasa yang diberikan kepada kami sebagai anak kemenakan Kerajaan Rokan Empat Koto. Kami berkomitmen untuk menjaga, merawat, dan memajukan nilai-nilai adat ini," ujarnya.
Ia juga mengajak para penerima gelar adat untuk selalu meminta petuah dari para datuk agar dapat menjalankan peran sebagai tokoh adat dengan baik.
Prof Junaidi turut mengapresiasi renovasi Istana Kerajaan Rokan yang dilakukan Pemprov Riau. Menurutnya, istana ini tak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga harus dihidupkan sebagai ikon budaya dan destinasi wisata andalan Rokan Hulu.
Pesan Gubernur: Gelar Bukan untuk Bermegah
Gubernur Riau, Abdul Wahid, yang hadir dalam prosesi adat tersebut, memberikan selamat kepada seluruh penerima gelar. Ia menegaskan bahwa gelar adat sejatinya adalah tanggung jawab moral untuk menjaga marwah dan menjadi teladan.
"Gelar ini bukan untuk meninggi, tapi untuk merendahkan hati. Bukan untuk bermegah, melainkan untuk menjaga kehormatan dan nilai-nilai adat," tegasnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan lingkungan.
“Alam dan budaya adalah warisan yang tidak bisa dipisahkan. Sungai harus dijaga, hutan dilestarikan, tanah adat dipelihara. Inilah bagian dari tekad kami menjadikan Riau sebagai Rumah Rumpun Melayu,” ujarnya.
Merawat Marwah Rokan Hulu
Bupati Rokan Hulu, Anton, dalam sambutannya menyebut peresmian Istana Rokan, pelantikan Majelis Peristiadatan, dan penganugerahan gelar adat merupakan bagian penting dalam menjaga jati diri Rohul.
"Gelar adat bukan semata simbol kebesaran, tapi sebuah amanah yang harus dijaga. Ini penghormatan sekaligus tanggung jawab untuk menjadi suri tauladan di tengah masyarakat," kata Bupati Anton.
Ia mengingatkan, Rokan Hulu yang dikenal sebagai negeri seribu suluk, sejak lama berdiri di atas kekuatan adat dan budaya lima luhak. Kerajaan Rokan yang berdiri sejak 1340 M menjadi bukti sejarah panjang peradaban Melayu di wilayah tersebut.
"Pemugaran istana ini bukan hanya pembangunan fisik, tapi juga bagian dari ikhtiar besar dalam merawat marwah, harga diri, dan jati diri masyarakat Rokan Hulu," tambahnya.
Acara bersejarah ini turut dihadiri Gubernur Riau Datuk Seri Setia Amanah Abdul Wahid beserta istri, Ketua Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf, para raja se-Provinsi Riau, Bupati dan Wakil Bupati Rohul, Ketua dan anggota DPRD, serta tokoh agama, adat, dan masyarakat setempat.