Australia Gelontorkan Rp130 Triliun untuk Galangan Kapal Nuklir di Perth, Bagian dari Strategi AUKUS Senin, 15/09/2025 | 15:24
Riau12.com-Perth – Pemerintah Australia berencana menginvestasikan sekitar 8 miliar Dolar AS (sekitar Rp130 triliun) selama 10 tahun ke depan untuk memperluas dan meningkatkan fasilitas galangan kapal di Henderson, Perth, Australia Barat.
Menteri Pertahanan Richard Marles mengatakan, investasi ini penting untuk merawat dan membangun kapal selam bertenaga nuklir, yang merupakan bagian dari kerja sama keamanan trilateral AUKUS bersama Amerika Serikat dan Inggris sejak 2021.
“Di Henderson Defence Precinct, kami akan memelihara kapal selam masa depan kami. Ini adalah proyek AUKUS dan langkah penting bagi pertahanan Australia,” ujar Marles, dikutip AFP, Senin (15/9/2025).
Proyek galangan kapal ini termasuk bagian dari restrukturisasi militer besar-besaran Australia, yang bertujuan meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh, khususnya menghadapi pengaruh militer China di kawasan Pasifik.
Australia berencana membeli tiga kapal selam kelas Virginia dari AS dalam 15 tahun ke depan sebelum membangun kapal selam nuklir sendiri. Fasilitas Henderson juga akan digunakan untuk membangun dan memelihara fregat kelas Mogami buatan Jepang, serta armada drone bawah laut bernama Ghost Shark yang dijadwalkan beroperasi Januari 2026.
Pemerintah sebelumnya mengumumkan pembelian 11 fregat Mogami dari Jepang dan menggelontorkan 1,7 miliar Dolar Australia untuk armada drone bawah laut. Namun, proyek kapal selam AUKUS menuai kritik karena diperkirakan memerlukan biaya hingga 235 miliar Dolar AS dalam 30 tahun.
Meskipun ada kekhawatiran terkait kemampuan AS menyediakan kapal selam nuklir sekaligus untuk Australia, Canberra tetap optimistis. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dikabarkan memberi jaminan bahwa AUKUS akan berlanjut.
Sejak Mei 2022, Australia juga telah menambah komitmen belanja pertahanan senilai 70 miliar Dolar Australia untuk dekade berikutnya, termasuk proyek galangan kapal di Perth.
Investasi besar ini menegaskan komitmen Australia memperkuat pertahanan nasional dan memastikan posisinya di kawasan Indo-Pasifik tetap strategis di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.