PalmCo Mulai Bangun Pabrik CBG Pertama di Tanah Air, Energi Bersih Siap Pasok PGN 10 Tahun ke Depan Selasa, 16/09/2025 | 10:32
Riau12.com-Jakarta – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV PalmCo, Sub Holding PTPN III (Persero), resmi memulai pembangunan pabrik Gas Biometan Terkompresi (Compressed Biomethane Gas/CBG) pertama di Indonesia. Pabrik yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) ini berlokasi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tinjowan, Simalungun, Sumatera Utara.
Peletakan batu pertama berlangsung akhir pekan lalu dan menjadi tonggak penting bagi pengembangan energi terbarukan berbasis sawit.
Direktur Utama PalmCo, Jatmiko K. Santosa, menegaskan proyek ini merupakan milestone besar dalam mendorong energi hijau dari komoditas strategis Indonesia.
“Dengan kapasitas produksi sekitar 162.000 MMBTu per tahun, pabrik CBG Tinjowan berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 30 ribu ton CO₂ setiap tahun, setara dengan emisi ribuan kendaraan bermotor,” ujar Jatmiko, Senin (15/9/2025).
Gas biometan yang dihasilkan melalui pemurnian biogas akan memiliki kualitas setara gas alam. Produk ini nantinya akan dipasok ke PT Pertagas Niaga (PTGN), anak usaha Pertamina Gas Negara (PGN), dengan kontrak jual beli energi bersih selama 10 tahun melalui skema Build-Own-Operate-Transfer (BOOT).
Investasi Strategis, Rampung 2026
Pabrik CBG ini ditargetkan selesai dalam waktu 14 bulan dan mulai beroperasi penuh pada kuartal IV 2026. Proyek bernilai investasi strategis tersebut merupakan hasil kerja sama PalmCo dengan PT reNIKOLA Primer Energi, perusahaan energi hijau asal Malaysia.
Presiden Direktur Operasional PT reNIKOLA, Dr. Amran Yusuf, menyebut sinergi ini menjadi langkah penting untuk mempercepat transisi energi di sektor perkebunan.
“Pabrik CBG pertama di BUMN perkebunan ini bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga komitmen nyata untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia,” tegasnya.
Roadmap Dekarbonisasi PalmCo
Langkah ini sejalan dengan roadmap dekarbonisasi PalmCo yang menargetkan penurunan emisi hingga 54,46 persen dari skenario business as usual pada tahun 2030.
Sejak 2019, PalmCo telah memanfaatkan limbah sawit menjadi biogas. Di Riau, PalmCo Regional III mengoperasikan enam instalasi pembangkit tenaga biogas, dua di antaranya menghasilkan listrik dan empat lainnya menghasilkan gas ramah lingkungan untuk kebutuhan operasional pabrik.
“Groundbreaking pabrik CBG ini menjadi titik awal untuk memperluas program serupa ke 20 pabrik lain di bawah PalmCo,” ungkap Jatmiko.
Dengan inovasi ini, PalmCo menegaskan perannya sebagai pionir energi hijau dari sektor perkebunan sekaligus menjawab tantangan lingkungan dalam industri kelapa sawit.