Kasmarni menyebut, meski sempat mengalami kontraksi pada 2021 dan terpukul penurunan tajam sektor migas di 2024, perekonomian Bengkalis kini mulai menunjukkan tren pertumbuhan positif.

“Perekonomian kita masih didominasi sektor migas dengan kontribusi pertambangan dan penggalian mencapai 58,7 persen, disusul industri pengolahan 15,49 persen, serta pertanian 11,86 persen,” jelasnya.

Sejumlah indikator pembangunan juga menunjukkan perbaikan. Angka kemiskinan turun dari 6,40 persen pada 2021 menjadi 6,36 persen di 2024. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 73,58 persen (2021) menjadi 76,37 persen (2024), bahkan melampaui rata-rata Provinsi Riau.

Tak hanya itu, tingkat pengangguran terbuka berhasil ditekan signifikan, dari 7,09 persen pada 2023 menjadi 5,88 persen di akhir 2024. Menurut Bupati, hal ini merupakan bukti nyata keberhasilan program pembangunan ekonomi serta kerja sama seluruh stakeholder.

“Semua ini menunjukkan hasil kerja keras kita bersama. Namun tentu saja masih banyak tantangan ke depan yang perlu kita hadapi dengan kolaborasi dan kebersamaan,” tegas Kasmarni.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas daerah dari potensi gangguan sosial dan politik, termasuk hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi yang dapat memecah belah masyarakat.

“Mari bersama-sama kita sebarkan pesan perdamaian, kesejukan, dan keharmonisan di tengah masyarakat,” pesannya.

Rakor turut diisi dengan pemaparan Forkopimda Bengkalis mengenai langkah strategis menjaga keamanan dan stabilitas, agar Bengkalis terus tumbuh sebagai daerah yang bermarwah, maju, aman, sejahtera, serta unggul di Indonesia.