Industri Perhotelan Pekanbaru Mulai Bangkit Usai Terpukul Efisiensi dan Sepinya Wisata Selasa, 16/09/2025 | 15:44
Riau12PEKANBARU – Industri perhotelan di Kota Pekanbaru sempat mengalami tekanan berat sepanjang Januari hingga Juli 2025 akibat kebijakan efisiensi operasional. Sejumlah hotel terpaksa melakukan pengurangan jam kerja, menerapkan sistem shift, hingga merumahkan sebagian karyawan.
"Sejak awal tahun sudah ada kebijakan efisiensi, termasuk sistem pergantian masuk. Beberapa hotel di Pekanbaru sudah menjalankannya," ungkap Maya Anggraini, Direktur of Search Manager Hotel Bono Pekanbaru, Selasa (16/9).
Kondisi tersebut diperparah oleh minimnya daya tarik wisata di ibu kota Provinsi Riau. Maya menyebut, tidak banyak spot unggulan yang mampu menarik kunjungan wisatawan dari luar daerah.
"Yang ada justru wisata di daerah lain yang jauh. Pekanbaru kurang memiliki magnet wisata," tambahnya.
Namun, angin segar mulai terasa sejak Agustus 2025. Tingkat hunian hotel perlahan naik dan kini berada di kisaran 50 hingga 70 persen. Meski begitu, pemulihan belum merata di seluruh kawasan.
Hotel-hotel yang berada di pusat kota atau kawasan strategis (Ring 1) disebut lebih cepat pulih dibandingkan hotel di area pinggiran.
Menurut Maya, branding menjadi kunci agar hotel-hotel di Pekanbaru bisa bersaing dengan kota-kota besar lainnya. Tanpa penguatan identitas dan promosi yang konsisten, hotel-hotel baru akan kesulitan menjangkau pasar.
"Kalau tidak dibangun branding, hotel-hotel baru akan tertutup dengan yang sudah eksis di kota besar," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Pekanbaru terus mendorong pemulihan sektor pariwisata dengan membangun spot-spot kekinian serta menyelenggarakan event berskala nasional. Langkah ini diharapkan dapat menjadi lokomotif utama bagi pemulihan sektor perhotelan ke depan.