Penempatan PMI ke Korsel Lebih Cepat dan Transparan, KemenP2MI Siapkan Langkah Strategis Kamis, 18/09/2025 | 09:22
Riau12.com-Jakarta – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, memaparkan langkah-langkah strategis untuk mengurai penumpukan roster penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) skema Government to Government (G to G) ke Korea Selatan (Korsel) sektor service.
Pernyataan ini disampaikan Mukhtarudin saat memimpin rapat terkait permasalahan penumpukan Roster G to G Korea Selatan sektor Service 2 di Kantor KemenP2MI, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Menteri Mukhtarudin menyatakan bahwa penumpukan roster ini harus segera diselesaikan karena berdampak pada calon PMI yang telah lulus ujian serta memengaruhi kepercayaan publik terhadap tata kelola penempatan G to G.
“Kami telah menyiapkan langkah-langkah strategis agar penempatan PMI ke Korea Selatan bisa berjalan lebih cepat dan transparan. Kami telah berkoordinasi dengan HRDK serta Atase Ketenagakerjaan Korea untuk mempercepat proses penempatan dan memastikan hak-hak calon PMI tetap terlindungi,” ujar Mukhtarudin.
Beberapa langkah yang ditempuh KemenP2MI antara lain:
* Pertemuan dengan Delegasi Ministry of Employment and Labor (MOEL) Korea Selatan untuk menyampaikan usulan terkait penumpukan roster G to G.
* Koordinasi dengan EPS Center untuk menilai dampak ekonomi domestik Korea terhadap penempatan pekerja.
* Diskusi dengan Atase Ketenagakerjaan Korea terkait perluasan jabatan, lingkup pemberi kerja, dan wilayah kerja sektor service 2.
Menteri Mukhtarudin menekankan pentingnya sistem yang transparan agar calon PMI dapat memantau proses penempatan secara mandiri, sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap skema G to G.
Selain itu, KemenP2MI juga berupaya meningkatkan kompetensi calon PMI melalui:
* Website pembelajaran online bekerja sama dengan HRDK.
* Pelatihan bahasa Korea gratis melalui King Sejong Institute.
* Pemanfaatan CPMI dengan roster expired untuk mengikuti pilot project root industry.
“Kami berharap langkah-langkah ini dapat mengurai penumpukan roster sektor service secara bertahap, meningkatkan kompetensi CPMI, dan memastikan kebutuhan industri Korea Selatan terpenuhi dengan tenaga kerja berkualitas,” tutup Mukhtarudin.