PM Inggris Keir Starmer Siap Akui Negara Palestina Usai Kunjungan Trump, AS Terancam Sendirian di PBB Jumat, 19/09/2025 | 13:28
Riau12.com-London – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan berencana secara resmi mengakui negara Palestina. Langkah ini akan diumumkan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyelesaikan kunjungan kenegaraannya ke Inggris pekan ini.
Mengutip laporan The Times, rencana pengakuan tersebut bahkan bisa dilakukan sebelum sejumlah negara Eropa lain, termasuk Prancis, mengambil langkah serupa pada Sidang Majelis Umum PBB di New York minggu depan.
Jika terwujud, keputusan London akan menjadi momen bersejarah. Sebab, bersama Prancis, Inggris akan meninggalkan Amerika Serikat sendirian sebagai satu-satunya anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang menolak mengakui Palestina. Ironisnya, Inggris pernah menjadi negara kolonial yang menguasai mandat Palestina sebelum terbentuknya negara Israel pada 1948.
Tekanan Politik dalam Negeri
Starmer dilaporkan menghadapi tekanan kuat dari internal Partai Buruh untuk segera mengakui Palestina. Namun, ia menunda pengumuman hingga Trump kembali ke Washington agar isu ini tidak membayangi konferensi pers bersama yang dijadwalkan pada Kamis.
Kementerian Luar Negeri Inggris hingga kini belum memberikan komentar resmi.
Penolakan Keras dari AS dan Israel
Langkah London menuai penentangan tajam dari Washington. Pemerintah AS menilai pengakuan Palestina justru akan menjadi “hadiah” bagi Hamas setelah serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahkan memperingatkan, Israel dapat mengambil tindakan “timbal balik” berupa aneksasi Tepi Barat jika semakin banyak negara mengakui Palestina.
Israel pun melayangkan protes keras. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam keputusan itu sebagai upaya “menghargai terorisme besar Hamas.” Presiden Israel Isaac Herzog yang bertemu Starmer di London pekan lalu menegaskan, langkah Inggris “tidak akan membantu memulangkan sandera, menolong warga Palestina, atau mengakhiri konflik, melainkan justru memperkuat kelompok ekstremis di Timur Tengah.”
Sinyal Tegas dari London
Pada Juli lalu, Starmer telah menegaskan bahwa Inggris akan mengakui Palestina pada September 2025 kecuali Israel menunjukkan langkah konkret mengakhiri perang di Gaza serta membuka ruang bagi proses perdamaian.
Langkah-langkah tegas London terhadap Israel sudah terlihat sejak beberapa bulan terakhir. Pada Juni, Inggris menjatuhkan sanksi kepada dua menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich, serta membekukan pembicaraan perdagangan bilateral. Bulan lalu, pemerintah Inggris juga melarang perusahaan pertahanan Israel mengikuti pameran senjata besar di London.
Bahkan, Royal College of Defense Studies, salah satu akademi militer bergengsi Inggris, telah melarang warga Israel mendaftar mulai tahun depan akibat perang Gaza yang belum usai.
Israel Makin Terisolasi
Perang Gaza yang sudah berlangsung selama 23 bulan sejak serangan Hamas pada Oktober 2023 membuat posisi Israel semakin terpojok di dunia internasional. Hingga kini, masih ada 48 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, dengan hanya 20 orang yang diyakini masih hidup.
Dengan rencana Inggris mengakui Palestina, ditambah dukungan kuat dari Prancis dan negara-negara lain, Israel berpotensi menghadapi isolasi diplomatik yang semakin dalam. Sementara Amerika Serikat, meski tetap menjadi sekutu utama Tel Aviv, kini terancam sendirian menolak pengakuan Palestina di forum tertinggi PBB.