Program MBG Disorot, Muhklisin Sarankan Bantuan Tunai Gantikan Makanan Siap Saji Minggu, 21/09/2025 | 15:26
Riau12.com-KUANSING – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Setelah sebelumnya muncul kasus keracunan di sejumlah daerah, kini masyarakat diresahkan isu dugaan penggunaan lemak babi pada makanan omprengan yang dibagikan kepada siswa.
Kekhawatiran ini semakin besar lantaran mayoritas masyarakat Kuansing beragama Islam. Orangtua murid mendesak agar distribusi MBG diawasi ketat sehingga dipastikan aman, halal, higienis, dan sesuai aturan.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Kuansing Muhklisin menilai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap skema pelaksanaan MBG. Ia bahkan mengusulkan agar program tersebut tidak lagi berupa makanan siap saji, melainkan dialihkan dalam bentuk bantuan uang tunai kepada orangtua siswa.
“Lebih baik diberikan uang tunai kepada orangtua. Uang itu bisa dipakai untuk membeli bahan makanan bergizi sebagai bekal anak-anak di sekolah,” ujar Muhklisin, Minggu (21/9).
Meski demikian, Muhklisin menekankan sistem bantuan tunai harus diikuti dengan pengawasan ketat. Guru bersama ahli gizi diminta memeriksa bekal siswa setiap hari agar kandungan gizinya sesuai standar.
“Masyarakat yang belum mendapat MBG saja berusaha membawakan bekal terbaik untuk anak-anaknya, apalagi kalau diberi uang tunai. Tugas kita memastikan bekal itu bergizi dan aman,” tegasnya.
Ia menambahkan, tujuan utama program MBG adalah menjamin kecukupan gizi anak sekolah. Karena itu, distribusi makanan tidak boleh dilakukan sembarangan.
“Orangtua pasti akan memperhatikan bahan gizi, keamanan, dan kebersihan bekal anak-anaknya. Itu yang harus dijaga,” katanya.
Hingga saat ini, belum ditemukan kasus keracunan akibat MBG di Kuansing. Namun, isu penggunaan lemak babi di daerah lain membuat masyarakat setempat semakin waspada.
“Saya sudah berulangkali mewanti-wanti pihak PSSG MBG agar memperhatikan kualitas makanan. Jangan sampai ada kasus keracunan di Kuansing. Apalagi kabar penggunaan lemak babi di omprengan jelas sangat meresahkan masyarakat,” tutup Muhklisin.