Prabowo Dijadwalkan Berpidato di Sidang Umum PBB, Tegaskan Peran Indonesia sebagai Pemimpin Global South Senin, 22/09/2025 | 14:08
Riau12.com-New York – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan menyampaikan pidato penting pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.
Presiden Prabowo tiba lebih awal di New York melalui Bandar Udara Internasional John F. Kennedy pada Sabtu (20/9) pukul 16.50 waktu setempat, setelah menyelesaikan agenda kenegaraan di Osaka, Jepang. Dalam perjalanan menuju Amerika Serikat, Kepala Negara turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan, sesuai jadwal resmi yang diterima, Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga dalam sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB. Ia akan tampil setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.
“Sesuai jadwal yang diterima, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga pada sesi Debat Umum PBB pada 23 September 2025, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat,” ujar Teddy dikutip dari laman resmi Presiden RI, Senin (22/9/2025).
Teddy menegaskan bahwa momentum Sidang Umum kali ini bukan sekadar ajang diplomasi, melainkan panggung penting untuk menunjukkan peran strategis Indonesia dalam percaturan global. Menurutnya, Indonesia akan kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin negara-negara Global South dengan komitmen menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia.
“Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB, namun juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” jelas Teddy.
Kehadiran Presiden Prabowo di forum internasional tersebut diharapkan mampu memperkuat diplomasi Indonesia di kancah global, sekaligus menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang. Indonesia ingin memastikan bahwa tata kelola dunia ke depan mampu menghadirkan keadilan, keseimbangan, dan keterlibatan yang inklusif bagi semua bangsa.