Psikologi: Lebih dari Sekadar Pikiran Positif

Dr. Amelia Rizka, dermatolog dari Jakarta, menjelaskan bahwa stres kronis dan kecemasan tidak hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga mempercepat kerusakan kulit. “Stres menyebabkan pelepasan hormon kortisol yang merangsang inflamasi dan mempercepat degradasi kolagen,” ujarnya.

Ia menambahkan, orang yang cenderung pesimis atau terus-menerus khawatir bisa menunjukkan garis halus dan kerutan lebih cepat. “Mengembangkan pola pikir positif melalui mindfulness, meditasi, atau mensyukuri hal kecil dapat memperlambat tanda-tanda penuaan. Suasana hati yang baik juga memperbaiki kualitas tidur, yang membantu regenerasi sel kulit,” tambah Dr. Amelia.

Tidur: Waktu Pemulihan Kulit yang Tak Terlihat

Tidur tidak hanya soal durasi, tetapi juga kualitas. Sel kulit memperbaiki diri sendiri terutama selama fase tidur nyenyak (deep sleep), di mana produksi hormon pertumbuhan meningkat. “Orang yang tidur kurang, baik jumlah maupun kualitas, cenderung memiliki kulit kusam, kantung mata, dan tanda penuaan lebih cepat,” jelas Dr. Amelia.

Penelitian menunjukkan bahwa tidur malam minimal 7-8 jam penting untuk regenerasi sel kulit. Menjaga pola tidur konsisten, pencahayaan kamar yang redup, menghindari gadget sebelum tidur, dan suhu ruangan ideal sangat membantu menjaga ritme sirkadian tubuh.

Fondasi Perawatan Kulit dari Dalam

Meski produk perawatan kulit dan nutrisi tetap penting, aspek psikologis dan pola tidur adalah fondasi yang sering terlewat. Menurut Kumparan Woman, di antara lima kebiasaan untuk wajah tampak awet muda—menggunakan sunscreen, makan sehat, olahraga, berpikir positif, dan tidur cukup—dua terakhir memberikan kontribusi signifikan bagi kesehatan kulit dari dalam.

Dr. Amelia menekankan, “Untuk kulit yang sehat dan awet muda, jangan hanya fokus pada krim mahal atau prosedur estetika. Perbaiki pola pikir dan tidur Anda, karena kulit cantik sejati dimulai dari dalam.”