Kejujuran, Janji, dan Amanah: Tiga Pilar Mukmin untuk Hindari Bahaya Sifat Munafik Selasa, 30/09/2025 | 14:11
Riau12.com-Jakarta – Dalam Islam, kemunafikan merupakan sifat yang sangat berbahaya. Orang yang tidak mampu menyelaraskan antara ucapan dengan perbuatan disebut sebagai golongan munafik. Istilah ini berasal dari bahasa Arab munaafiq, yang berakar dari kata nafiq, artinya “berpura-pura.”
Sejak masa Rasulullah SAW, kaum munafik dikenal tidak sungguh-sungguh beriman kepada ajaran Islam. Dalam hatinya tersimpan kebencian terhadap Alquran dan Sunnah, meski secara lahiriah menampakkan keislaman.
Ciri-Ciri Munafik Menurut Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menjelaskan tanda-tanda orang munafik dalam hadis yang masyhur:
1. Jika berbicara, ia berdusta.
2. Jika berjanji, ia ingkar.
3. Jika diberi amanah, ia berkhianat.
Tiga sifat inilah yang harus diwaspadai setiap Mukmin agar terhindar dari karakter buruk kemunafikan.
Pentingnya Kejujuran
Dalam Al-Musnad, Rasulullah SAW bersabda:
"Sebuah pengkhianatan yang besar jika kamu berbicara dengan saudaramu (sesama Mukmin) dan ia percaya kepadamu, sedangkan kamu justru berbohong kepadanya."
Kisah Abdullah bin Amir juga menjadi pelajaran. Suatu ketika ibunya memanggil dengan janji akan memberikan sesuatu. Nabi SAW pun bertanya apa yang hendak diberikan. Saat sang ibu menjawab “kurma,” beliau menegaskan, “Jika engkau tidak memberinya sesuatu, engkau telah berdusta.”
Menepati Janji
Orang Mukmin diperintahkan untuk berhati-hati dalam berjanji. Setiap janji harus ditunaikan, sebagaimana firman Allah dalam Alquran. Rasulullah SAW mengajarkan agar mengucapkan “insya Allah” ketika hendak berjanji, sebagai bentuk kesadaran bahwa segala sesuatu bergantung pada kehendak Allah.
Dalam praktik kehidupan, banyak calon pemimpin yang berjanji manis saat kampanye. Namun setelah mendapat jabatan, janji itu sering dilupakan. Rakyat dikhianati, bahkan tidak jarang dibarengi praktik korupsi yang menambah kerusakan.
Menjaga Amanah
Amanah adalah kepercayaan yang harus dijaga. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu."
Amanah tidak hanya dalam bentuk titipan barang, tetapi juga mencakup jabatan. Rasulullah SAW pernah mengingatkan Abu Dzar ketika meminta posisi pemimpin:
"Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah. Jabatan itu adalah amanah. Ia menjadi kehinaan dan penyesalan di hari kiamat, kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan hak dan menunaikannya dengan sebaik-baiknya."
Kesimpulan
Sifat munafik bukanlah perkara sepele, melainkan ancaman serius bagi keimanan. Kejujuran, menepati janji, dan menjaga amanah adalah tiga pilar penting yang harus dijaga seorang Mukmin. Dengan itu, seorang Muslim dapat selamat dari bahaya kemunafikan serta menjadi pribadi yang diridhai Allah SWT.